Kamis, 25 November 2010

franchising ( HAK BELI LISENSI)


1.Sejarah Franchising
Franchis Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898  Contoh lain :di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer

http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Mc Donalds, salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia
Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.

2.Pengertian Franchsing
ranchisee adalah (pembeli nama bisnis) untuk beradil dalam pengelolaan suatu usaha, baik dari sisi operasional, accounting, warehouse dll. sehingga maksud dari Franchisor (penjual nama bisnis) tercapai yaiut memberikan nilai lebih terhadap nama bisnis itu dan bisnis itu sendiri, manakala habis masa Franchisenya.tapi kebanyakan dunia franchise di Indonesia yang saya amati adalah menjadi investment. dimana kita hanya menanamkan modal untuk mendapatkan keuntungan dari investasi itu, tanpa susah payah kita berbisnis itu sendiri.jadi , kalau di telaah lebih dalam konsepnya berubah menjadi kerjasama typical semacam ini banyak, seperti:furnimart,K2
3. Keuntungan dari Waralaba.
 Keuntungan yang paling utama dari franchise adalah bahwa
wiraswastawan tidak perlu pusing dengan hal yang berkaitan dengan
memulai usaha baru. Pemberi franchise akan memberikan rencana operasi
bisnis dengan arah yang jelas.
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang
telah ditetapkan. Dalam franchise eceran seperti McDonald, analisa
lokasi dilakukan untuk menjamin bahwa bisnis akan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Penilaian keadaan lalu lintas, demografi, pertumbuhan
bisnis di suatu daerah, persaingan, dan lain-lain merupakan bagian
integral dari keputusan di mana akan menempatkan usaha. Sering
franchise melibatkan nama yang telah mapan yang akan memberikan
pengakuan langsung dari penerima franchise di daerah pasar. Hal ini
tidak menjamin keberhasilan tetapi memberi dorongan untuk memulai
usaha dengan citra positif.

tujuan dari pemberian hak usaha adalah bahwa pemberi hak
bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam
atau menanggung resiko finansial penting. Jika pemberi hak memberikan
peluang kuat untuk berhasil, dia juga akan menerima manfaat dari
royalti yang diterima dari penerima franchise. Untuk menjamin
tercapainya hal itu, pemberi hak harus menyediakan akuntansi standar
dan prosedur operasional dan mempertahankan kendali atas perancangan
tata ruang, peralatan dan perlengkapan. Kendali struktural
sesungguhnya menguntungkan bagi penerima hak karena dia akan
mendapatkan manfaat dari pengalaman pemberi hak.
Masing-masing penerima franchise individu tidak akan mampu memasang
iklan secara luas. Akan tetapi dengan penggabungan (pooling) di mana
kontribusi diberikan oleh tiap-tiap penerima hak berdasarkan volume
penjualan, organisasi keseluruhan bisa mengadakan pengiklanan
besar-besaran untuk memperkuat nama franchise. Penerima franchise
individu kemudian bisa melakukan promosi di daerah mereka sesuai
dengan persetujuan yang ada.
4.Resiko Investasi Dalam Usaha Franchising.
Usaha franchising melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh
para wiraswastawan sebelum mereka mempertimbangkan investasi demikian.
namun setiap ada yang berhasil tentu ada yang gagal. Usaha franchising membutuhkan kerja
keras dan tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini membutuhkan kerja
keras karena keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja,
penjadwalan, pembelian dan akuntasi tetap menjadi tanggung jawab
franchise.
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimalisasi
resiko investasi dalam franchising.
1.      Melakukan evaluasi diri.                                                                                                            Wiraswastawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa memasuki usaha franchising adalah tepat bagi dirinya
2.      Meneliti franchise.                                                                                                                               Tidak setiap usaha franchise tepat untuk anda.Wiraswastawan harus mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang paling tepat. Sejumlah faktor yang harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir.
a.        Usaha franchise yang mapan dan belum mapan. Terdapat banyak
keuntungan dan kerugian dalam melakukan investasi pada usaha franchise
yang mapan dan belum mapan. Investasi pada usaha franchise yang belum
mapan akan merupakan investasi yang tidak mahal. Akan tetapi, hal ini
diimbangi dengan resiko yang besar. Penerima franchise mungkin
melakukan kesalahan yang berakibat kegagalan usaha. Reorganisasi
konstan akan menyebabkan kebingungan dan miss manajemen. Akan tetapi,
investasi pada usaha franchise yang belum mapan merupakan tantangan
yang bisa mendatangkan keuntungan yang besar ketika usaha tumbuh
dengan cepat
Investasi pada usaha franchise yang sudah mapan akan mengurangi resiko
kegagalan tetapi membutuhkan investasi finansial yang sangat besar.
Akan tetapi harus diingat bahwa akan senantiasa ada resiko, bahkan
pada usaha yang sudah mapan.
 
b.      Stabilitas finansial dari usaha franchise. Pembelian franchise oleh
para wiraswastawan hendaknya dilakukan sesudah dilakukan penelitian
stabilitas finansial dari pemilik franchise. Terdapat banyak faktor
yang akan membantu wiraswastawan menentukan stabilitas dan kemampuan
mendatangkan laba dari organisasi usaha franchise dalam jangka
panjang. Pertanyaan berikut bisa ditanyakan oleh penerima franchise
atau ditentukan dari sumber alternatif.
- Berapa banyak franchise dalam organisasi?.
- Bagaimana keberhasilan tiap-tiap anggota organisasi franchise?.
- Apakah sebagian besar keuntungan dari franchise merupakan fungsi
dari imbalan dari pemjualan franchise atau dari royalti yang
didasarkan pada keuntungan dari penerimaan franchise?.
- Apakah penerima franchise mempunyai pakar manajemen dalam bidang
produksi, keuangan dan pemasaran?.
Informasi di atas bisa didapatkan dari laporan rugi laba organisasi
franchise. Tatap muka dengan pemilik franchise juga bisa mengungkapkan
citra sukses dari organisasi.

c.       Pasar potensial bagi usaha franchise. Adalah penting bagi
wiraswastawan untuk mengevaluasi daerah pasar dari mana pelanggan akan
tertarik dengan franchise baru. Satu cara mudah adalah dengan peta
komunitas atau daerah setempat dan mencoba mengevaluasi arus lalu
lintas dan demografi penduduk daerah tersebut. Informasi arus lalu
lintas bisa diamati dengan mengunjungi daerah tersebut. Arah arus lalu
lintas, kemudahan masuk dalam usaha, dan jumlah arus lalu lintas bisa
diperkirakan dari pengamatan. Demografi daerah ditentukan dari data
sensus. Perlu juga menemukan lokasi pesaing di daerah yang mungkin
mempunyai pengaruh potensial terhadap usaha.
Jika pembeli franchise bersedia dan dana juga tersedia, akan sangat
membantu mengadakan riset pemasaran di daerah pasar. Sikap dan minat
dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset pemasaran. Jika sumber daya
tidak tersedia bagi studi riset pemasaran, bisa dilakukan riset oleh
perguruan tinggi setempat sebagai bagian dari proyek studi.
    
 Keuntungan potensial bagi franchise baru. Sebagaimana halnya dengan
usaha pemula, penting untuk mengembangkan laporan pendapatan, neraca,
arus kas proforma. Pemberi hak hendaknya memberi proyeksi untuk
menghitung informasi  yang dibutuhkan.

5 STRATEGI USAHA
Lima langkah strategi perusahaan.
Salah satu strategi usaha yang dijalankan Perusahaan adalah Kemitraan diantaranya : Business Opportunity, Franchise, Penyertaan Saham, License dan KSO (Kerjasama Operasional). Hal ini tergantung kondisi property yang diusahakan.Agar maksud dan tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan, tepat guna, efisien dan efektif maka langkah strategi telah dijalankan adalah Outsourcing. Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh pihak luar diantaranya Pengadaan Tanah, Perencanaan, Feasibility Study, Tax Planning, Pendanaan, Pembangunan, Pemasaran, Pembiayaan untuk Konsumen, Perekrutan dan Pelatihan Karyawan.
Efeksiansi dan Efektivitas
Kondisi ekonomi makro sangat mempengaruhi bisnis bidang property hal ini menghendaki perusahaan akan bersikap kalkulatif untuk itu perusahaan dalam hal menentukan Business Plan telah membuat langkah perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang akan disesuaikan dengan siklus ekonomi makro maupun peluang yang ada dan bisa dimanfaatkan.


PENGENDALIAN MUTU & BRAND IMAGE  :
Perusahaan selalu komitmen dengan kualitas dari hasil akhir suatu produksi, untuk itu dalam langkah-langkah proses produksi akan selalu dikendalikan melalui strategy & system management yang sudah ditentukan dan distandarisasi oleh perusahaan. Setiap saat standarisasi tersebut bisa di update agar bisa memperoleh hasil yang sempurna, apabila produk yang berkualitas sempurna bisa tercapai maka Brand Image akan tertanam dan tumbuh kuat di benak masyarakat.
GO NATIONAL & GO INTERNATIONAL  :
Untuk kedepannya Perusahaan diharapkan bisa go national dan go international setelah melalui proses langkah strategy & system  yang dijalankan dengan sempurna
6. Jenis-jenis Franchise.

 Pada dasarnya terdapat tiga jenis franchise. Perbedaan mungkin ada
sebagai akibat inovasi baru dalam bidang franchise.
franchise bisa ditemukan dalam industri mobil. Di sini perusahaan
manufaktur menggunakan hak franchise untuk mendistribusikan hasil
produksi mereka melalui dealer mobil atau sepeda motor. Dealer
tersebut berfungsi sebagai toko eceran dari perusahaan mobil. Dalam
beberapa hal dealer tersebut harus memenuhi kuota yang ditetapkan
perusahaan, tetapi sebagaimana halnya dengan usaha franchise, dealer
mendapatkan manfaat dari dukungan periklanan dan manajemen dari
perusahaan mobil. Jenis franchise yang paling umum adalah jenis yang
menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dan lain-lain,
seperti McDonald, Kentucky Fried Chiken, Dunkin Donuts.
Banyak perusahaan pemilik franchise yang menawarkan jasa seperti agen
pribadi, konsultasi pajak pendapatan, dan real estate. Jasa-jasa
tersebut menawarkan nama-nama dan reputasi yang telah mapan serta
metode menjalankan usaha. Dalam beberapa contoh seperti real estate,
penerimaan hak sesungguhnya telah mengoperasikan usaha, dan kemudian
menjadi anggota perusahaan pemilik franchise.
7.Manfaat bagi franchisor dan franchisee
Manfaat bagi franchisor
  1. Sebuah jaringan menawarkan keunggulan berupa keseragaman/homogenitas, daya beli, daya advertising, sarana...
  2. Biaya pengembangan lebih kecil dibanding dengan cabang, karena investasi terbagi antara franchisor dan franchisee
  3. Waktu pengembangan lebih singkat
  4. Partner kerja antara entrepreneur independen, yaitu franchisee dan franchisor sangatlah efektif karena franchisee yang terpilih memiliki motivasi yang kuat, bekerja lebih lama dan memanage lebih dekat dibandingkan dengan pegawai.
Manfaat bagi franchisee
  1. Jaringan waralaba memberikan keunggulan berupa homogenitas, daya beli, daya advertising, sarana...
  2. Franchisee mengkopi/meniru kesuksesan dengan diberikannya bantuan dari awal bisnis sehingga lebih cepat dengn biaya lebih murah
  3. Resiko lebih kecil : alasan yang sama
  4. Persentasi rentabilitas kapital entrepreneur lebih tinggi
  5. Franchisee menguasai  kontrol professionnal superior karena transfer « know how » dan asistensi.
  6. Franchisee belajar bidang baru