Saat ini, Facebook,
Twitter, atau apa pun nama jejaring pertemanan kian merebak dan kian menjadi
populer di seluruh dunia. Beramai-rami orang bebas berekspresi untuk
menceritakan tentang siapa dirinya, dari yang tidak dikenal sampai orang
terkenal sekalipun berjuang keras agar namanya dapat dikenal oloeh orang lain
diseluruh penjuru dunia. Namun, apa sesungguhnya yang belakanngan kini marak
terjadi pada dunia itu? Bahwa bentuk dan tujuan mereka mengungkapkan ekspresi melalui tulisan status yang selalu
di update tiap harinya, adalah sebagian besar bernama “keluhan”.
Tak ada
yang lain dari hal itu. Ada sebuah kisah tentang seseorang yang selalu
mengeluhkan tiap masalah pekerjaannya di kantor yang membuatnya merasa
tertekan. Berbagai macam status pun ditulis dari yang membenci pekerjaan dan
orang-orang di sekitar tempat kerjanya yang katanya sering menusuknya dari
belakang.
Contoh salah
satu anak yang gemar menulis status di facebook mau pun twitter dan akan berdampak
tidak bagus ke masa yang akan mendatang.
Tono adalah salah satu
pegawai di sebuah perusahaan komunikasi terkenal. Sejak kecil, impiannya memang
ingin bekerja di perusahaan itu, akan sampai terbawa kedalam mimpinya. Beranjak
remaja, ia mendapatkan beasiswa dari sekolah atas prestasinya yang luar biasa
sehingga membuat nama Tono yang sebelumnya tidak dikenal oleh siapa pun
tiba-tiba dikenal oleh seluruh warga sekolahaannya termasuk bapak satpam yang
tidak ada hubungannya sama sekali. Tono pun semakin bangga dan yakin atas
potensi dirinya untuk menjadi orang yang sukses suatu hati nanti. Tahun ke
depan, Tono mendapatkan beasiswa penuh dari kampusnya karena telah berprestasi
dan selalu menjadi perbicangan para dosen-dosen atas kepintarannya dan kepercayaan
dirinya tampil di depan kelas, baik dalam waktu prestasi ataupun yang lainnya.
Sampai
pada suatu saat, ia diwisuda dan mendapatkan gelar sarjana. Ayah dan ibu Tono
pun merasa bangga atas keberhasilan putranya. Dan, berita kelulusannya pun
tersebar di mana-mana. Satu bulan setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk
bekerja di perusahaan telekomunikasi yang didamba-dambakannya selama ini. Tono
pun maki bergembira karena seakan mendapatkan durian runtuh yang jatuh tidak
diduga-duganya. Mendapatkan penghasilan yang tinggi sesuai dengan harapannya
pun kini tercapai, walau harus didapat dengan susah payah dan perjuangan yang
tak pantang menyerah.
Namun, ia terlupa. Menyiapkan kondisi mental saat hendak memulai
pekerjaan ataupun sudah berada di tengah-tengah kehidupan pekerjaannya. Di mana
ia tidak siap dengan persaingan antar sesame teman kerja dan juga tekanan rutin
dari bosnya yang semakin membabi buta. Mengejar target dan pulang larut malam
setiap hari membuat tubuh Tono perlahan letih dan kurang bersemangat. Smapi pada akhirnya, karena
tidak berani melampiaskan perasaan kesaln ya, Tono pun menyalurkan hal itu
dengan menulis status-status keluhn di jejring pertemanan Facebook. Mendapatkan
tanggapan dan perhatian dari
teman-temannya yang menaruh rasa simpati pada Tono. Bahkan, salah seorang teman
sekolahnya pun ikut berkomentar ria menanggapi keluhan-keluhan Tono yang
semakin membabi buta. Dalam sekejap itu pula ia melupakan imipian di masa
kecilnya dan juga tentang mkeberhasilan-keberhasilan yang telah diraihnya
selama ini. Semua tidaklah tidapat secara percuma Tetapi ternyata, segalanya
terhapus dengan sebuah kalimat “keluhan”, yang membuatnya menjadi sosok Tono
yang berbeda dari sebelumnya dan terlihat sangat putus asa. Beberapa kali ia
meminta kenaikkan gaju atas hasil jerih payahnya mempertahankan perusahaan yang
banyak tersaingi dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya.
Akan
tetapi, permintaannya tidak mendapatkan persetujuan dari bosnya. Dan, bosnya
pun malah menuliskan ultimatum di atas secarik kertas yang kemudian diberikan
kepada Tono yang kelar ruangan pimpinan dengan perasaan lesu dan kacau.
Tulisan
itu berisi, “JIKA INGIN NAIK GAJI, SIAPKAH KAU BEKERJA SAMPAI LARUT MALAM? JIKA
YA, SEGERA KAU TEMUI SAYA. JIKA TIDAK, TOLONG JANGAN MENGELUH LAGI DI
FACEBOOK!”
Tono
yang membacanya pun terkejut bukan kepalang. Dari mana bosnya tahu bahwa ia
sering mengeluhkan pekerjaannya disana? Padahal, tidak banyak yang tahu nama
akun pribadinya. Gemetar tubuh Tono dan ia pun merasa bodoh ketika tahu bahwa
ia sering terlihat onlime di kantor untuk melepaskan unek-uneknya. Dan
ternyata, ada pengawas yang sering mengawasinya online di situs jejeringan
sosial tersebut setelah Tono pulang dari kantor. Dan pada akhirnya, inilah
pilihan yang harus ditetapka n sendiri olehnya. Apakah ia ingin tetap dinaikkan
gajinya, namun porsi beban pekerjaan jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Tono
si tukang pengeluh. Tono yang tidak lagi dikenal sebagai sosok Tono yang ambisius
dan penuh dengan semangat. Tono yang tiba-tiba redup tanpa alasan yang jelas,
kelilangan akan jati diri dan impiannya. Lelaki itu duduk merenung di depan
meja komputernya. Semangat ia berpikir untuk lebih baik pindah saja dari tempat
kerjanya, dari perusahaan yang dulu dianggapnya dapat mengubah kehidupan dengan
segala prestsi yang dimilikinya. Dan, sekarang terkalahkan dengan egoism yang
tinggi untuk memintam kenikkan gaji tanpa ingin merasakan kelelahan yang lebih
dari biasanya. Duduk terdiam di depan meja kerjanya dan beralih pandangan pada
sebuah buku agenda kecil yang tertumpuk di deretan paling bawah dan tersisih.
Tono mengambil buku itu dan kemudian membukanya dari halaman tengah
seperti biasanya.
Mata
air sebuah kepuasan harus bersumber dari pikiran,
Orang
yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai sifat manusia untuk mencari
kebahagiaan dengan mengubah apa pun selain watakn ya sendiri,
Akan
menyianyiakan hidupnya sendiri tanpa hasil dan melipatgandakan kesedihan yang
ingin ia hilangkan
Tono terkejut bukan main ketika ia menemukan
deretan kata-kata yang dulu pernah ditulisnya ketika masih duduk dibangku
kuliah. Deretan kata-kata yang penuh makna tersendiri, menbuat Tono pun
meneteskan air mata setelah mencermati arti dari tulisan itu dan hal itu
membuatnya menyadari akan arti sebuah perjuangan.
“Mata air kepuasan harus bersumber
dari pikiran, orang yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai sifat manusia
untuk mencari kebahagiaan dengan mengubah apa pun selain wataknya sendiri, akan
menyia-nyiakan hidupnya tanpa hasil dan melipatgandakan kesedihan yang ingin ia
hilangkan”.
Berbegas Tono kembali beranjak dari
tempat duduknya untuk bertemu dengan bosnya. Memberikan jawaban dari
pertanyaannya akan setiap permasalahannya selama ini. Ia pun berkata pada
bosnya, “Saya akan bekerja terus sampai malam, tapi tidak akan pernah lagi
mengeluh”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar