Minggu, 04 November 2012

Mengeluh Tanda Tak Mampu

              Saat ini, Facebook, Twitter, atau apa pun nama jejaring pertemanan kian merebak dan kian menjadi populer di seluruh dunia. Beramai-rami orang bebas berekspresi untuk menceritakan tentang siapa dirinya, dari yang tidak dikenal sampai orang terkenal sekalipun berjuang keras agar namanya dapat dikenal oloeh orang lain diseluruh penjuru dunia. Namun, apa sesungguhnya yang belakanngan kini marak terjadi pada dunia itu? Bahwa bentuk dan tujuan mereka mengungkapkan  ekspresi melalui tulisan status yang selalu di update tiap harinya, adalah sebagian besar bernama “keluhan”.
         Tak ada yang lain dari hal itu. Ada sebuah kisah tentang seseorang yang selalu mengeluhkan tiap masalah pekerjaannya di kantor yang membuatnya merasa tertekan. Berbagai macam status pun ditulis dari yang membenci pekerjaan dan orang-orang di sekitar tempat kerjanya yang katanya sering menusuknya dari belakang.
   Contoh salah satu anak yang gemar menulis status di facebook mau pun twitter dan akan berdampak tidak bagus ke masa yang akan mendatang.     
Tono adalah salah satu pegawai di sebuah perusahaan komunikasi terkenal. Sejak kecil, impiannya memang ingin bekerja di perusahaan itu, akan sampai terbawa kedalam mimpinya. Beranjak remaja, ia mendapatkan beasiswa dari sekolah atas prestasinya yang luar biasa sehingga membuat nama Tono yang sebelumnya tidak dikenal oleh siapa pun tiba-tiba dikenal oleh seluruh warga sekolahaannya termasuk bapak satpam yang tidak ada hubungannya sama sekali. Tono pun semakin bangga dan yakin atas potensi dirinya untuk menjadi orang yang sukses suatu hati nanti. Tahun ke depan, Tono mendapatkan beasiswa penuh dari kampusnya karena telah berprestasi dan selalu menjadi perbicangan para dosen-dosen atas kepintarannya dan kepercayaan dirinya tampil di depan kelas, baik dalam waktu prestasi ataupun yang lainnya.
          Sampai pada suatu saat, ia diwisuda dan mendapatkan gelar sarjana. Ayah dan ibu Tono pun merasa bangga atas keberhasilan putranya. Dan, berita kelulusannya pun tersebar di mana-mana. Satu bulan setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk bekerja di perusahaan telekomunikasi yang didamba-dambakannya selama ini. Tono pun maki bergembira karena seakan mendapatkan durian runtuh yang jatuh tidak diduga-duganya. Mendapatkan penghasilan yang tinggi sesuai dengan harapannya pun kini tercapai, walau harus didapat dengan susah payah dan perjuangan yang tak pantang menyerah.
            Namun, ia terlupa. Menyiapkan kondisi mental saat hendak memulai pekerjaan ataupun sudah berada di tengah-tengah kehidupan pekerjaannya. Di mana ia tidak siap dengan persaingan antar sesame teman kerja dan juga tekanan rutin dari bosnya yang semakin membabi buta. Mengejar target dan pulang larut malam setiap hari membuat tubuh Tono perlahan letih dan kurang  bersemangat. Smapi pada akhirnya, karena tidak berani melampiaskan perasaan kesaln ya, Tono pun menyalurkan hal itu dengan menulis status-status keluhn di jejring pertemanan Facebook. Mendapatkan tanggapan dan  perhatian dari teman-temannya yang menaruh rasa simpati pada Tono. Bahkan, salah seorang teman sekolahnya pun ikut berkomentar ria menanggapi keluhan-keluhan Tono yang semakin membabi buta. Dalam sekejap itu pula ia melupakan imipian di masa kecilnya dan juga tentang mkeberhasilan-keberhasilan yang telah diraihnya selama ini. Semua tidaklah tidapat secara percuma Tetapi ternyata, segalanya terhapus dengan sebuah kalimat “keluhan”, yang membuatnya menjadi sosok Tono yang berbeda dari sebelumnya dan terlihat sangat putus asa. Beberapa kali ia meminta kenaikkan gaju atas hasil jerih payahnya mempertahankan perusahaan yang banyak tersaingi dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya.
       Akan tetapi, permintaannya tidak mendapatkan persetujuan dari bosnya. Dan, bosnya pun malah menuliskan ultimatum di atas secarik kertas yang kemudian diberikan kepada Tono yang kelar ruangan pimpinan dengan perasaan lesu dan kacau.
         Tulisan itu berisi, “JIKA INGIN NAIK GAJI, SIAPKAH KAU BEKERJA SAMPAI LARUT MALAM? JIKA YA, SEGERA KAU TEMUI SAYA. JIKA TIDAK, TOLONG JANGAN MENGELUH LAGI DI FACEBOOK!”
           Tono yang membacanya pun terkejut bukan kepalang. Dari mana bosnya tahu bahwa ia sering mengeluhkan pekerjaannya disana? Padahal, tidak banyak yang tahu nama akun pribadinya. Gemetar tubuh Tono dan ia pun merasa bodoh ketika tahu bahwa ia sering terlihat onlime di kantor untuk melepaskan unek-uneknya. Dan ternyata, ada pengawas yang sering mengawasinya online di situs jejeringan sosial tersebut setelah Tono pulang dari kantor. Dan pada akhirnya, inilah pilihan yang harus ditetapka n sendiri olehnya. Apakah ia ingin tetap dinaikkan gajinya, namun porsi beban pekerjaan jauh lebih banyak dari sebelumnya.
            Tono si tukang pengeluh. Tono yang tidak lagi dikenal sebagai sosok Tono yang ambisius dan penuh dengan semangat. Tono yang tiba-tiba redup tanpa alasan yang jelas, kelilangan akan jati diri dan impiannya. Lelaki itu duduk merenung di depan meja komputernya. Semangat ia berpikir untuk lebih baik pindah saja dari tempat kerjanya, dari perusahaan yang dulu dianggapnya dapat mengubah kehidupan dengan segala prestsi yang dimilikinya. Dan, sekarang terkalahkan dengan egoism yang tinggi untuk memintam kenikkan gaji tanpa ingin merasakan kelelahan yang lebih dari biasanya. Duduk terdiam di depan meja kerjanya dan beralih pandangan pada sebuah buku agenda kecil yang tertumpuk di deretan paling bawah dan tersisih. Tono mengambil buku itu dan kemudian membukanya dari halaman tengah seperti  biasanya.
Mata air sebuah kepuasan harus bersumber dari pikiran,
Orang yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai sifat manusia untuk mencari kebahagiaan dengan mengubah apa pun selain watakn ya sendiri,
Akan menyianyiakan hidupnya sendiri tanpa hasil dan melipatgandakan kesedihan yang ingin ia hilangkan
          Tono terkejut bukan main ketika ia menemukan deretan kata-kata yang dulu pernah ditulisnya ketika masih duduk dibangku kuliah. Deretan kata-kata yang penuh makna tersendiri, menbuat Tono pun meneteskan air mata setelah mencermati arti dari tulisan itu dan hal itu membuatnya menyadari akan arti sebuah perjuangan.
           “Mata air kepuasan harus bersumber dari pikiran, orang yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai sifat manusia untuk mencari kebahagiaan dengan mengubah apa pun selain wataknya sendiri, akan menyia-nyiakan hidupnya tanpa hasil dan melipatgandakan kesedihan yang ingin ia hilangkan”.
            
      Berbegas Tono kembali beranjak dari tempat duduknya untuk bertemu dengan bosnya. Memberikan jawaban dari pertanyaannya akan setiap permasalahannya selama ini. Ia pun berkata pada bosnya, “Saya akan bekerja terus sampai malam, tapi tidak akan pernah lagi mengeluh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar